Mengungkap Pesona Keindahan Dibawah Langit

Home » » Makam Sunan Pandanaran Bayat, Klaten

Makam Sunan Pandanaran Bayat, Klaten

 

        Makam Sunan Pandanaran merupakan salah satu wisata religi atau tempat untuk ziarah, makam ini berada di Daerah Kabupaten Klaten. Keberadaan tempat ini cukup terkenal oleh para peziarah karena dalam sejarah merupakan wali penyebar Agama Islam ditanah Jawa pada zaman Kerjaan Demak dan murid Sunan Kalijaga. Komplek Sunan Pandanaran menempati sebuah bukit dengan makam umum di bagian dasar hingga anak tangga. Kemudian makam pertama berada dipuncak bukit dan untuk mau masuk ke dalam anda cukup membayar uang senilai Rp1000,- .
Makam Sunan Pandanaran atau bisa juga dikenal dengan sebutan Sunan Bayat ini terletak di kelurahan Paseban, kecamatan Bayat, kabupaten Klaten. Makam sunan pandanaran tidak jauh dari kota Yogyakarta yaitu terletak disebelah selatan Ibukota Klaten. Kira kira jarak tempuhnya sekitar satu jam, anda sudah sampai dilokasi makam Sunan Pandanaran.
Dan saat anda mau memasuki gerbang makam sunan pandanaran ini cukup unik juga karena bercirikhas arsitektur Gapura Kerajaan Majapahit.
Seperti makam-makam Raja jaman dulu untuk bisa pergi kemakam kita harus manaiki anak tanga yang tidak sedikit jumlahnya. Bahkan hingga sampai ratusan untuk menuju kesana. Dan disebelah kiri kanan tangga juga terdapat kios-kios, jadi jangan khwatir jika anda disana kelelahan atau kehausan saat menaiki anak tangga yang ada disana. Di kios tersebut juga menyediakan air minum dan oleh-oleh khas Bayat, pakaian, makanan dan sebagainya
Di bagian ujung tangga naik terdapat masjid yang usianya setua usia kompleks makam ini. Ukurannya kecil. Bahkan saat kita mau memasuki masjid tersebut kita harus menundukan kepala. Arsitektur masjid jawa dengan 4 soko guru dan.beberapa bagian masjid sana pun telah mengalami renovasi. Karena rusak terkena gempa bumi tahun 2006 lalu.

Kemudian mencapai tingkatan makam yang paling tinggi, yaitu makam Sunan Pandanaran beserta kedua istrinya yang terletak di dalam sebuah bangunan. Saat memasuki bagunan ini pengunjung dipersilahkan melepas alas kaki dan bersikap tenang saat berada disekitar makam Sunan Pandanaran. Saya tidak berani memotret didalam karena kondisinya cukup gelap dan tidak berani menggunakan bantuan flash ya cukup seadanya, karena akan mengganggu para peziarah. Dalam bangunan ini cukup banyak juga para peziarah yang memanjatkan doa, entah apa yang mereka ucapkan dan apa yang mereka inginkan. 
Saya mengagumi arsitektur makam ini yang menghubungkan seni arsitektus Zaman Maja Pahit dengan periode zaman perkembangan Islam di Jawa, walaupun saya  masih merasa kesannya budaya hindu tetapi masih terlihat cukup kental di Makam Sunan Pandanaran ini.



 










Popular Posts