Pesona Lawang Sewu
Lawang Sewu merupakan bangunan bersejarah peninggalan zaman penjajahan
Belanda yang dibangun pada tahun 1904. Yang mana pada saat itu gedung ini
berfungsi sebagai kantor pusat perusahaan kereta api penjajah Belanda atau
Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS). Lawang Sewu memiliki gaya art
deco yang merupakan karya arsitek Belanda ternama, Prof. Jacob F Klinkhamer dan
BJ Queendag. Bangunan utama Lawang Sewu berupa tiga lantai yang memiliki dua sayap
membentang ke bagian kanan dan kiri bagian. Jika pengunjung memasuki bangunan
utama, mereka akan menemukan tangga besar ke lantai dua. Di antara tangga ada
kaca besar menunjukkan gambar dua wanita muda Belanda yang terbuat dari gelas.
Lawang sewu
berada di tempat yang strategis dan bisa dijangkau oleh para wisatawan yang
datang ke kota semarang, yaitu letaknya berdekatan dengan Monumen Tugu
Muda yang dahulu disebut Wilhelminaplein. Tepatnya berada di pertemuan antara
Jalan Pandanaran dan Jalan Pemuda, Komplek Tugu Muda, Semarang, Jawa Tegah.Bangunan kuno dan
megah berlantai tiga ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan
Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah
dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor
Wilayah (Kanwil) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. Pada
masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika
berlangsung peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945). Gedung tua ini
menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda
Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Maka dari itu
Pemerintah Kota Semarang dengan Surat
Keputusan Wali Kota Nomor. 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah
satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut
dilindungi.
Lawang
Sewu sangat kental dengan cerita misteri hantu yang menjadi tempat bermukim
bagi ribuan makhluk gaib. Bahkan, di titik-titik tertentu, mulai dari bagian
sumur tua, pintu utama, lorong-lorong, lokasi penjara berdiri, penjara jongkok,
ruang utama serta di bagian ruang penyiksaan. Berdasarkan pengakuan warga
sekitar, penjara bawah tanah dan ruang penyiksaan adalah hal yang masih kerap
menjadi misteri para pengunjung. Ada sebuah penjara berdiri yang terletak di
bawah tanah. Konon, di penjara bawah tanah itu adalah tempat para tahanan yang
di masukkan dan berdesak-desakan hingga meninggal dunia.
Selain
penjara berdiri, ada pula penjara jongkok yang menghiasi sisi mistis gedung
Lawang Sewu. Menilik sejarahnya, di penjara berdiameter 1,5 meter persegi dan
tinggi sekitar 60 cm menjadi saksi bisu sadisnya serdadu Jepang membantai para
tahanan. Tak hanya memiliki penjara bediri dan jongkok, gedung ini juga punya
sebuah ruang penyiksaan. Ruang penyiksaan ini adalah ruang pemasungan kepala para
tahanan di masa penjajahan. Jika pengunjung memasuki area ini, tentunya akan
melihat alat pemasung dan rantai yang masih tersisa. Para pengunjung yang
datang bisa merasakan suasana yang sangat mencekam di lokasi ini.
Dengan
usia gedung Lawang Sewu yang sudah sangat tua, oleh karenanya ikon Kota
Semarang itu dilakukan pemugaran oleh PT KAI daop IV Semarang selaku pihak
pengelola. Sehingga sejumlah fasilitas, seperti kereta asli peninggalan Belanda
dan fasilitas zaman dulu itu kembali direvitalisasi (pemurnian). Meski Lawang
Sewu terus dilakukan renovasi, akan tetapi renovasi itu sebisa mungkin tidak
menghilangkan karakter asli gedung seribu pintu dengan berbagai cerita mistis
yang menjadi bagian gedung tersebut. Sehingga, meskipun gedung ini berusia
sangat tua dan mempunyai banyak latar belakang cerita tragis, gedung ini tidak
lagi nampak angker seperti sebelumnya.
Pemugaran
yang memakan waktu cukup lama, akhirnya selesai pada akhir Juni 2011 dan
kembali dibuka untuk umum setelah pada tanggal 5 Juli 2011 yang diresmikan oleh
Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono dan dilanjutkan dengan event Pameran Kriya
Unggulan Nusantara yang menampilkan produk produk tradisional dari seluruh
Nusantara. Tempat
wisata ini hampir selalu menjadi salah satu destinasi wajib bagi wisatawan yang
berkunjung ke Semarang. Bangunan tua yang unik dengan desain khas Belanda,
menjadikan bangunan itu sangat bagus untuk background fotografi. Tidak heran
jika tempat ini sering dijadikan tempat pre-wedding oleh orang yang hendak ke
pelaminan.Tempat
wisata Lawang Sewu buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga pukul 21.00
malam. Untuk masuk ke Gedung bersejarah ini pengunjung akan dikenakan biaya
yang telah ditentukan. Bagi pengunjung dewasa dikenakan biaya sebesar Rp.
10.000,- sedangkan, bagi anak-anak / pelajar akan dikenakan biaya sebesar Rp. 5.000,-.
Untuk masuk ke Ruang Bawah Tanah pengunjung akan dikenakan biaya tambahan
sebesar Rp.30.000,-.
Bagi
Anda yang pecinta tempat wisata yang mengandung kesan mistis, serta budaya
zaman dulu yang amat kental. Tempat wisata ini menjadi salah satunya yang ada di
Semarang. Rute untuk menuju tempat wisata Lawang Sewu sangat mudah, Anda bisa
memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi menuju ke arah Simpang Lima.
Setelah itu Anda bisa menempuhnya dengan berjalan kaki karena lawang sewu
berada didekat itu. Anda juga bisa menggunakan akungtan umum dari stasiun yang
ada didekat sana menggunakan biaya sebesar Rp. 4.000,- saja, jika mengambil
rute dari Tugu Muda.