Memanfaatkan Limbah Kayu, Kerajinan Klaten Tembus Turki
Seorang perajin menyelesaikan pembuatan
mainan kayu di Desa Blanciran, Kecamatan Karanganom, Klaten, Jateng. Mainan kayu yang menggunakan bahan baku kayu limbah dengan berbagai model
seperti mobil-mobilan, pesawat dan kapal tersebut dijual dengan harga Rp 2 ribu
- Rp 8 ribu tergantung ukuran serta dipasarkan sampai Bali bahkan Turki.
Bagi anak-anak, mobil-mobilan
atau pesawat terbang mainan adalah benda-benda yang membuat mereka gembira.
Namun, bagi Widodo dan Suparwanto (selaku sang pemilik usaha dan karyawanya)
tak sekedar membuat gembira, tetapi membuat dan menjual mainan anak dari bahan
baku kayu adalah tempat mereka menggantungkan hidup. Bagi Widodo misalnya selaku pemilik usaha, ia
dan istrinya sudah sejak tahun 2000 membuat mainan anak dari kayu.
Hasil kerajinan dari bahan baku limbah kayu mahoni
dan sonokeling yang dibuat usaha kecil dan menengah di Desa Brangkal, Kecamatan
Karanganom, Kabupaten Klaten, Jateng menembus pasar Turki dan Iran, Wuih luar
biasa ya!! hehe tepuk tangan dulu dong untuk karya anak bangsa yang satu ini karena sudah tembus luar Negri. Koordinator UKM tersebut, Widodo di Klaten, mengatakan, hasil industri
kreatif yang diekspor ke Turki dan Iran itu berupa miniatur seperti mobil
klasik, sepeda motor, kereta api, pesawat, dan kapal.
Desa Blanciran memang sudah puluhan tahun dikenal
sebagai sentra mainan anak. Awalnya dulu, ada orang desa ini yang jadi pegawai
pabrik mainan di daerah Jombor, Klaten. Kemudian dia kembali ke Blanciran dan
membuat usaha sendiri, usaha ini dirintis sejak tahun
1997 dan sekarang sudah bisa ekspor ke Turki dan Iran. ekspor ini
memang masih kecil ke Turki nilainya hanya Rp150 juta dan Iran Rp60 juta per
bulan,
Dari beragam mainan anak yang dibuat, masing-masing
perajin mempunyai spesialisai sendiri-sendiri. Mainan-mainan itu kebanyakan memang alat
transportasi. Para perajin membuatnya dengan teliti. Komponen mulai dari kap
mobil, roda, bahkan spion dengan ukuran super mini dipasang satu-satu dengan
tangan. Menjadi vespa, helikopter, atau VW mini apik yang hampir mirip aslinya.
Untuk kapasitas produksi sekarang ini
kurang lebih ada 10.000 unit produk setiap bulannya, mempekerjakan sebanyak 30 orang karyawan. Menyinggung mengenai masalah bahan baku, ia mengatakan, tidak ada masalah
dengan menggunakan kayu mahoni dan sonokeling yang merupakan limbah mebel yang
memiliki nilai ekonomis rendah.
Ia mengatakan, di daerah Klaten sendiri terdapat banyak perusahaan mebel yang
menghasilkan limbah kayu sisa yang masih dapat dimanfaatkan untuk menambah
nilai ekonomi dari limbah kayu tersebut.
Hasil kerajinan tangan warga Brangkal selain diekspor juga dipasarkan di dalam negeri seperti Bali, Yogyakarta, dan Jakarta. Untuk harganya dari Rp5 ribu sampai Rp100 ribu per unit.
Widodo mengatakan, untuk menggalakkan pemasaran sekarang ini UKM yang ada di Brangkal ini juga melakukan kerja sama dengan Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) khususnya dalam pemasaran dan mengenai desain produk hasil kerajinan.