Kawah Putih Ciwidey
Wilayah Kabupaten Bandung memiliki banyak tempat wisata yang menawarkan pemandangan yang indah beserta legenda-legenda yang menarik. Salah satunya adalah Kecamatan Ciwidey yang berada di selatan Kabupaten Bandung. Di kawasan ini terdapat satu objek wisata yang menarik yaitu Kawah Putih.

Kedua kawah itu terbentuk akibat letusan
yang terjadi pada sekitar abad X dan XII silam. Kawah Putih ini
terletak sekitar 46 km dari Kota Bandung atau 35 km dari ibukota
Kabupaten Bandung, Soreang, menuju Ciwidey.
Selain untuk dinikmati keindahannya oleh para wisatawan, Kawah Putih Ciwidey juga sering kali menjadi tempat kegiatan lain, misalnya pengambilan gambar film, melukis, foto pengantin, sampai dengan kegiatan mendaki dan berkuda.

Gunung Patuha konon berasal dari nama
Pak Tua atau ”Patua”. Masyarakat setempat sering menyebutnya dengan
Gunung Sepuh. Dahulu masyarakat setempat menganggap kawasan Gunung
Patuha dan Kawah Putih ini sebagai daerah yang angker, tidak seorang pun
yang berani menjamah atau menuju ke sana. Konon karena angkernya,
burung pun yang terbang melintas di atas kawah akan mati.
Misteri keindahan danau Kawah Putih baru
terungkap pada tahun 1837 oleh seorang peneliti botanis Belanda
kelahiran Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghuhn (1809-1864) yang melakukan
penelitian di kawasan ini. Sebagai seorang ilmuwan, Junghuhn tidak
mempercayai begitu saja cerita masyarakat setempat.
Saat ia melakukan perjalanan
penelitiannya menembus hutan belantara Gunung Patuha, akhirnya ia
menemukan sebuah danau kawah yang indah. Sebagaimana halnya sebuah kawah
gunung, dari dalam danau keluar semburan aliran lava belerang beserta
gas dan baunya yang menusuk hidung.
Dari hal tersebut terungkap bahwa
kandungan belerang yang sangat tinggi itulah yang menyebabkan burung
enggan untuk terbang melintas di atas permukaan danau Kawah Putih.
Di sekitar kawasan Kawah Putih terdapat
beberapa makam leluhur, antara lain makam Eyang Jaga Satru, Eyang Rongga
Sadena, Eyang Camat, Eyang Ngabai, Eyang Barabak, Eyang Baskom, dan
Eyang Jambrong.
Salah satu puncak Gunung Patuha yakni
Puncak Kapuk, konon merupakan tempat pertemuan para leluhur yang
dipimpin oleh Eyang Jaga Satru. Konon, di tempat ini terkadang secara
gaib terlihat sekumpulan domba berbulu putih yang oleh masyarakat
disebut domba lukutan.
Danau Kawah Putih memiliki ciri khas dan
keunikan tersendiri. Air di danau kawahnya dapat berubah warna,
kadangkala berwarna hijau apel kebiru-biruan bila terik matahari dan
cuaca terang, terkadang pula berwarna coklat susu.
Paling sering terlihat airnya berwarna
putih disertai kabut tebal di atas permukaan kawah. Selain permukaan
kawah yang berwarna putih, pasir dan bebatuan di sekitarnya pun
didominasi warna putih, oleh karena itu kawah tersebut dinamakan Kawah
Putih.
Untuk menuju Kawah Putih dari gerbang masuk kawasan objek wisata Kawah
Putih disarankan menggunakan kendaraan, jangan berjalan kaki karena
jalan yang agak menanjak dan cukup jauh, yaitu sekitar 5,6 km atau
sekitar 10 – 15 menit dengan kendaraan. Kendaraan pribadi dapat langung
menuju tempat parkir luas yang tersedia tidak jauh dari kawah.