Mengungkap Pesona Keindahan Dibawah Langit

Home » , » Umbul Tirto Mulyono Klaten (Pluneng)

Umbul Tirto Mulyono Klaten (Pluneng)

 
          Pluneng atau juga disebut umbul Tirta Mulyono berada di Dukuhan Pluneng, Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten. Lokasinya cukup strategis dan mudah di jangkau dengan kendaraan roda dua maupun empat. Untuk menuju tempat ini rutenya cukup mudah, jika kita  dari Kota Jogja maka melalui jalan Jogja-Solo hingga tiba di Pabrik Gula Gondangan kemudian belok ke kiri (arah menuju Deles Indah), ikuti jalan saja sampai mentok pertigaan pasar (jika kekiri mmenuju arah Deles Indah, ke kanan menuju Klaten), ambil ke kanan terus melewati jembatan, nanti ada pertigaan pohon beringin besar disisi kiri jalan (Candi Merak), terus saja sedikit lagi sampai bertemu pertigaan berikutnya, nah di pertigaan inilah kita belok kiri ikuti jalan, melewati bank BRI Kebonarum, terus sedikit maka sampailah kita di gerbang masuk Desa Wisata Pemandian Alam Pluneng, Dari gerbang ini kira-kira 100m nanti ada gang (jalan masuk) di sisi kiri (ada banyak mobil dan motor parkir), sampailah kita di lokasi ini.
               Pluneng berasal dari nyemplung seneng. Maksud tersebut adalah jika ada orang yang mandi di pemandian di desa tersebut, bisa merasa senang. Desa Pluneng memiliki dua sumber mata air yang menjadi objek wisata, yakni pemandian Tirto Mulyono dan Tirto Mulyani. Namun, yang paling banyak menjadi sasaran wisatawan ada di Tirto Mulyono.
Pemandian Tirto Mulyono memiliki tiga kolam yang memiliki kedalaman berbeda-beda. Ada satu kolam besar berukuran 40 m x 15 m dengan kedalaman 1,70 cm. Sedangkan dua kolam lainnya berukuran 10 m x 10 m dengan kedalaman sekitar 70 cm. Selain menjadi objek wisata air, di pemandian tersebut juga menjadi tempat yang disakralkan oleh warga. Setiap malam Jumat, pemandian tersebut sering menjadi tempat kungkum(berendam) sejumlah masyarakat.
Salah satu  masyarakat Desa Pluneng, mengungkapkan pada tanggal dan hari tertentu pemandian tersebut sering digunakan masyarakat untuk menjalankan ritual tradisional. “Ritual itu seperti kungkum(berendam) dan bertapa di dalam air waktu malam hari. Orang yang datang tidak hanya dari Klaten tapi banyak juga warga luar daerah.
           Bagi masyarakat setempat, tempat tersebut dipercaya sebagai sarana yang bisa membantu seseorang mewujudkan keinginannya. Salah satu ritual warga setempat yang masih berlangsung adalah kungkum di kolam saat seseorang hendak mencalonkan diri sebagai kepala desa. Setiap 1 Sura, banyak warga dari luar yang mengambil air.
              Konon, dahulu kala di dalam pemandian Tirto Mulyono, terdapat sebuah pohon beringin yang berukuran sangat besar. Menurut kepercayaan warga setempat, di sekitar pohon tersebut sering ditemukan keris oleh warga yang bertapa dan kungkum di pemandian tersebut. Namun sejak pohon itu tumbang dimakan usia pada 1990-an, keris pusaka tidak pernah lagi ditemukan di lokasi tersebut.
             Kendati identik dengan ritual dan upacara tradisional, pemandian tersebut tidak pernah sepi dari pengunjung yang hanya ingin berenang. Selain itu, air pemandian tersebut juga dimanfaatkan warga setempat untuk mandi, mencuci, minum, dan mengairi ribuan hektare sawah. memang dikenal sebagai daerah yang memiliki banyak sumber mata air. Salah satu sumber air yang cukup favorit bagi masyarakat Klaten ada di Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum. Untuk fasilitas kamar mandinya sendiri kita tidak perlu kuatir karena sudah tersedia ditempat ini, setidaknya dengan biaya yang cukup terjangkau kita bisa berenang sepuasnya, tidak mengherankan jika di hari libur tempat ini ramai dikunjungi oleh keluarga yang membawa serta anaknya untuk belajar berenang. Dengan parkir sepeda yang aman, warga yang ramah, dan tiket masuk yang terjangkau, tempat ini cukup kami rekomendasikan bagi kalian yang suka main air atau berenang, tentunya mengasyikkan bukan.




Popular Posts