Museum 10 November Surabaya
Surabaya, yang kini berkembang
sebagai kota Metropolis memiliki segudang cerita sejarah. Salah satunya
adalah perjuangan arek-arek Suroboyo
yang gigih melawan penjajah. Tak salah pula bila kota ini disebut sebagai
kota Pahlawan. Tugu Pahlawan dan Museum 10
november surabaya didirikan sebagai kebanggaan atas kemenangan arek-arek surabaya
pada pertempuran 10 november -45. Tepat di belakang tugu pahlawan terdapat
sebuah piramida yang dibanggun untuk memakamkan jazad para pahlawan yang gugur
di pertempuran 10 november. Untuk masuk kedalam piramid ini pengunjung harus
masuk dulu kedalam museum yang terletak disamping kiri tugu pahlawan.
Tugu Pahlawan adalah sebuah
monumen sebagai markah kota surabaya. Monumen ini setinggi 41,15 meter
berbentuk lingga atau paku terbalik. Tubuh monumen berbentuk
lengkungan-lengkungan (Canalures) sebanyak 10 lengkungan, dan terbagi atas 11
ruas. Tinggi, ruas, dan canalures mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun
1945. Suatu tanggal bersejarah, bukan hanya bagi penduduk Kota Surabaya, tetapi
juga bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Museum 10 nopember diresmikan oleh presiden
KH. Abdurahman Wahid pada tanggal 19-2-2001. Museum Ini dibangun untuk
memperkuat keberadaan Tugu pahlawan. Arsitektur Museum 10 Nopember
terbilang unik, dari luar tampak bangunan utama berbentuk limas laksana
piramid, mirip sekali dengan museum Louvre yang ada di paris. Keunikan lainnya
bangunan museum dibenamkan di bawah tanah, hanya atapnya saja yang kelihatan.
Hal ini supaya tidak menganggu pemandangan tugu pahlawan.
Setiap tahun ketika
memperingati Hari Pahlawan tanggal 10 November, kawasan Tugu Pahlawan dan Museum 10 November
ini selalu menjadi pusat perhatian. Momentum ini di manfaatkan untuk
menghormati para pahlawan yang telah gugur selama perang kemerdekaan. Bung Tomo
, Residen Soedirman, Gubernur Soerjo, Doel Arnowo, Roeslan Abdulgani, Drg
Moestopo dan HR. Mohamad Mangoendiprodjo adalah tokoh-tokoh pejuang Surabaya di
masa Revolusi 1945.
Kalian juga
dapat lebih mengetahui bagaimana gambaran tentang pertempuran yang terjadi
dengan menyaksikan film dokumenter yang menceritakan pertempuran 10 Nopember
1945. Memasuki kawasan Tugu Pahlawan tidak dipungut biaya. Pengunjung
hanya dikenakan biaya saat akan memasuki Museum 10 November. Di Museum ini, juga terdapat
sejumlah relief yang menggambarkan pertempuran 10
November. Patung itu, ada yang berdiri tegak, tertunduk, bahkan ada
yang tewas terkapar karena tertembak peluru penjajah."Gugusan patung ini
menggambarkan perjuangan tanpa pamrih arek-arek Suroboyo ketika melawan
sekutu," kata Rijanto, salah satu perawat museum ini.
Dalam museum
ini, kita juga bisa mendengar langsug pekik semangat Bung Tomo saat
berpidato. Digambarkan bagaimana tentara sekutu yang datang hendak
menjajah kembali bumi Indonesia. Gema takbir yang didengungkan Bung Tomo sontak
membuat semangat arek-arek terbakar. "Suara ini asli suara Bung Tomo,
begitu juga radionya, juga milik beliau," kata dia. Di samping tempat
tersebut terdapat senjata yang digunakan arek-arek Suroboyo saat berperang.
Tiga buah bambu runcing setinggi 1,5 meter. Bambu yang ujungnya dilancipkan ini
menjadi senjata pejuang melawan senjata milik sekutu yang berteknologi canggih.
Menurut
masyarakat setempat, bambu ini sebelum
digunakan perang diberi asma atau jampi-jampi. Kemudian diakhir kunjungan akan disuguhi pertunjukan film-film
perjuangan di salah satu ruang museum. Beberapa film tentang perjuangan, salah
satunya film Janur Kuning. Puas berkunjung ke dalam museum, pengunjung bisa
duduk-duduk santai di samping tugu pahlawan.
Jam Buka Museum Tugu Pahlawan & Sepuluh Nopember :
Selasa - Jumat : 08:00 - 14:30
Sabtu - Minggu : 08:00 - 13:30
Senin dan hari libur nasional : Tutup
Sabtu - Minggu : 08:00 - 13:30
Senin dan hari libur nasional : Tutup
Harga Tiket Masuk :
Umum : Rp. 2.000
Grup minimal 30 Orang : 10% off
Grup 100 - 200 Orang : 15% off
Grup 201 - 300 Orang : 20% off
Grup minimal 30 Orang : 10% off
Grup 100 - 200 Orang : 15% off
Grup 201 - 300 Orang : 20% off